Cari di Google


rasa

saya kadang bingung.
apa ya yang dirasakan oleh orang yang dihina selain sakit hati?
apa yang dirasakan orang yang baru saja menghina orang lain?
apa yang dirasakan orang yang suka menghina orang lain?

karena rasa itu tidak pernah bohong, kata iklan.

Ingatlah gambar ini

Assalamu'alaikum

Bismillah..

Perhatikan gambar ini baik2

img from: http://www.smstauhiid.com/hikmah-sholat-khusyu-1/

mumpung sekarang masih bulan Ramadhan, sering2 lihat gambar semacam ini.

pelototin.

lalu berdoa, semoga tiap tahun bisa beribadah disana. kalau perlu punya rumah disana, jadi gak usah cari hotel2 lagi disana, tinggal aja dirumah sendiri.
dan berdoa juga, biar ortu juga bisa barengan kita kesana.
temen2.
tetangga.
anak2..

semuanya kesana..

supaya bersih.. hati dan pikiran...

mudah2an kita semua bisa kesana. semoga Allah mengundang kita kesana segera ya.. :)

aamiin


Syukur pada Mata

'Audzubillahiminasyaithonirrajiiim
Bismillaahirahmaanirrahiim


وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

---

siapa yang sering lihat orang terus setelah itu mencela orang tersebut?

siapa yang suka mengumpat setelah melihat sesuatu yang tidak disukai?

siapa yang paling suka mencibir dengan apa yang dilihat?

siapa yang suka merendahkan dari tatapan matanya?

saya sering kok begitu hehe..

padahal kalau dihitung, dosa mata dari kecil sampai sekarang bisa beribu2 kali lipat banyaknya, dan tebusannya juga mayan. biasanya kalau tidak bisa tertebus di dunia, di akhirat kelar deh... kalau dari diri sendiri tidak tertebus, bisa2 kena ke ortu, anak, cucu, dst2.

lalu

apa yang harus dilakukan?

cuman tobat doang.

susah? sudah?

---

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah Radhiyallahu`anhu, dia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku mendengar engkau berdoa: Allahumma ‘afini fi badani. Allaahuma ‘afini fi sam’i.
Allahumma ‘afini fi bashari. laa ilaaha illa anta. Engkau lakukan itu tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore,” Sang ayah berkata, “Sesungguhnya aku mendengar RasulullahShallallahu 'alaihi wasallam berdoa seperti itu, maka aku pun ingin mengikuti sunah beliau.”(HR.Abu Dawud)

Menghargai makanan

Assalamu'alaikum!

Lama tidak nulis disini.

karena kemarin2 terjebak oleh banyak excuse yang seharusnya tidak menjadi halangan, tapi memang kalau menulis itu kadang jenuh.
eniwey, mau sharing sedikit.


pernahkah kita mengeluh kalau melihat makanan yang tidak kita suka? padahal makanan itu sudah ada di depan kita? padahal umpamanya, makanan itu kita sendiri yang pesan. tapi kita malah melihatnya dengan pandangan kesal, jijik dan kecewa?

"ah.. tidak sesuai espektasi gue..."

"makanan apaan nih?!"

"ih apaan nih? kok begini?!"

"tampilannya kok beda dengan yang di foto?"

"kurang meyakinkan nih makanannya!"

"baunya ga enak"

"hiii.." lalu bergidik

sebaiknya hal2 sepeti itu dikurangi dan dihilangkan.

karena Nabi Muhammad bersabda,

Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wahai Ghulam, bacalah “bismilillah”, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Sebagai manusia, tidak boleh kita mendustakan nikmat yang Allah berikan.
dari mana?
dari hidung, yang mencium bau makanan.
dari mata, yang melihat makanan.
dari tangan, yang bisa bergerak memasukkan makanan ke mulut.
dari perut, yang masih bisa merasakan lapar.

coba bayangkan kalau kita buta, mana bisa lihat wujud makanan di depan mata. bahkan yang buta warna aja tidak bisa merasakan keindahan dari warna makanan. lalu kalau lagi pilek, mana bisa menghirup nikmat bau nya makanan. kalau tangan keseleo atau jari keseleo, bakalan susah masukin makanan ke mulut. kalau perut sedang diare atau kembung, boro2 lapar... adanya eneg.

jadi, jangan menghina makanan. hargai lah makanan kita. kalau tidak suka, kembalikan lagi pada Allah, istighfar, dan jangan disentuh dan berkomentar.

wajar saja Allah selalu bertanya:
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? - Ar Rahman